Bogor – Rektor Universitas Pertahanan RI Laksamana Madya TNI Prof.Dr.Ir. Amarulla Octavian, M.Sc., DESD, ASEAN Eng., diwakili oleh Wakil Rektor I Unhan RI Mayor Jenderal TNI Dr. Jonni Mahroza, S.I.P., M.A., M.Sc., CIQnR., CIQaR, didampingi oleh Dekan Fakultas Farmasi Militer (FFM) Unhan RI Prof. Dr. apt. Yahdiana Harahap, bersama Dekan Fakultas Farmasi Universitas Indonesia Prof. Dr. Apt Arry Yanuar, M.Si, membuka kegiatan Workshop Pembuatan Soal dan Evaluasi Hasil Pembelajaran – Kegiatan Pengampuan Universitas Pertahanan RI, yang diselenggarakan oleh Fakultas Farmasi Militer (FFM) Unhan RI bekerjasama dengan Fakultas Farmasi Universitas Indonesia (FFUI), yang berlangsung di Gedung Auditorium Lantai 2, Kampus Bela Negara Unhan RI, Sentul. Senin (30/5/2022).
Pada kegiatan Workshop ini menghadirkan narasumber Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Farmasi Indonesia (APTFI) Prof. Dr. apt. Daryono Hadi Tjahjono, M.Sc.Eng, Wakil Dekan Fakultas Farmasi UI, Dr. apt. Sutriyo, M.Si. dan Ketua Dewan Guru Besar Fakultas Farmasi UI Prof. Dr. apt. Hayun.
Mengawali kegiatan ini Warek I Bidang Kemahasiswaan Unhan RI membacakan sambutan Rektor Unhan RI yang menyampaikan pengembangan sumber daya manusia merupakan salah satu prioritas dalam pembangunan bangsa. Penetapan pengembangan sumber daya manusia pertahanan di bidang kesehatan menjadi salah satu prioritas dalam menghadapi ancaman Pertahanan Negara dan Keamanan Nasional. Masalah ancaman global bidang kesehatan juga memberikan pengaruh besar terhadap keamanan dunia, khususnya di bidang Keamanan Kesehatan Global (Global Health Security). Secara global terlihat bahwa farmasi militer dibutuhkan untuk menangani pekerjaan kefarmasian dalam kondisi perang maupun non perang serta keadaan bencana.
Fakultas Farmasi Militer (FFM) Unhan RI diinisiasi pembentukannya oleh Menteri Pertahanan Republik Indonesia Bapak Prabowo Subianto dan atas rekomendasi Ketua Asosiasi Pendidikan Tinggi Farmasi Indonesia (APTFI) Prof. Dr. apt. Daryono Hadi Tjahjono, M.Sc.Eng., FFM Unhan RI memiliki beberapa tujuan untuk menghasilkan mutu pendidikan yang berkualitas. FFM Unhan RI merupakan Fakultas Farmasi yang relatif baru terbentuk sehingga perlu mendapatkan masukan dari APTFI serta Fakultas Farmasi UI untuk membangun staf pengajar yang memiliki kemampuan yang baik dalam melakukan evalusai proses pembelajaran.
Pada kesempatan ini Dekan Fakultas Farmasi Universitas Indonesia (UI) menyampaikan pendidikan tinggi farmasi Indonesia harus memfasilitasi pengembangan kompetensi peserta didik dan lulusannya dalam arti luas mencakup pengetahuan, sikap, kecakapan/ketrampilan, dan perilaku untuk menjalankan peran dan tanggung jawabnya dalam praktik kefarmasian. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kefarmasian menuntut tenaga kefarmasian untuk terus mengembangkan pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuannya (life-long learner).
Pada sesi pertama kegiatan pertama peserta menerima pemaparan dari Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Farmasi Indonesia (APTFI) dan guru besar dari Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung, yang memaparkan tentang ” Peran perguruan tinggi dalam mengevaluasi hasil pembelajaran untuk membentuk tenaga farmasi yang kompeten”. Dalam pemaparannya dijelaskan APTFI sebagai salah satu Asosiasi Institusi Pendidikan bertujuan untuk menetapkan standar mutu sumber daya dan penyelenggaraan Pendidikan Tinggi Farmasi bekerjasama dengan institusi terkait, meningkatkan mutu Pendidikan Tinggi Farmasi menuju kesetaraan standar lulusan yang memiliki kompetensi dalam ilmu, teknologi dan profesi kefarmasian, meningkatkan kerjasama untuk pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, memajukan ilmu, teknologi dan profesi kefarmasian di Indonesia dan Mewujudkan Pendidikan Tinggi Farmasi yang berkualitas dan berdaya saing di tingkat regional dan global.
Pada sesi kedua Wakil Dekan Fakultas Farmasi UI, Dr. apt. Sutriyo, M.Si., menjelaskan tentang “Pembuatan soal pilihan ganda, esai, makalah, presentasi, dan rubrik penilaiannya sebagai evaluasi hasil pembelajaran (EHP)”. Pemerintah telah mencanangkan program Standar Nasional Pendidikan (SNP), dengan perencanaan yang terarah dan berkelanjutan, yang menyesuaikan perubahan kehidupan di lingkungan nasional dan global.
Pada sesi ketiga Prof. Dr. apt. Hayun Ketua DGB FFUI, memaparkan “Prinsip pembuatan soal UKAI CBT dan OSCE”. Dijelaskan Uji Kompetensi Apoteker Indonesia (UKAI) merupakan penerapan sistem uji kompetensi secara nasional pada tahap akhir pendidikan apoteker untuk mengukur pencapaian kompetensi calon lulusan dalam ranah pengetahuan (kognitif), ketrampilan (psikomotor), serta sikap dan perilaku (afektif), sementara tujuan penyelenggaraan UKAI adalah untuk meminimalkan variasi pencapaian mutu kompetensi lulusan agar memenuhi standar kompetensi kerja dan untuk memperoleh sertifikat kompetensi apoteker Indonesia.
Kegiatan workshop ini turut dihadiri oleh Wakil Dekan Farmasi Farmasi Militer Unhan RI Kolonel Laut (K/W) Dr. Dra. Widyati, Apt, M. Clin. Pharm., Sesprodi Fakultas Farmasi Militer Unhan RI Kolonel Ckm Dr. apt. Timbul Partogi H. S., M.Si, dan para dosen Fakultas Farmasi Militer Unhan RI, Kolonel Ckm Drs. apt. Sugindro, M.Si, Kolonel Laut (K) Drs. apt. Arsyadi, M.Si
Kegiatan ini diakhiri dengan penyerahan sertifikat kepada para narasumber yang dilanjutkan dengan sesi foto bersama.
(Humas Unhan RI)