Jakarta — Rektor Universitas Pertahanan Republik Indonesia (Unhan RI), Letnan Jenderal TNI (Purn.) Dr. Anton Nugroho, M.M.D.S., M.A., menghadiri undangan Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia (Wamendiktisaintek), Prof. Stella Christie, Ph.D., dalam agenda Implementasi Nota Kesepahaman (MoU) antara King’s College London, Inggris, dengan Universitas Pertahanan RI. Kegiatan ini turut dihadiri oleh Penasihat Khusus Menteri Bidang Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Laksamana TNI (Purn.) Prof. Dr. Marsetio, S.I.P., M.M., serta pejabat tinggi Kemendiktisaintek dan Unhan RI, yang berlangsung di Gedung D Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Jakarta. (Rabu, 5/11).
Pertemuan tersebut membahas langkah konkret pelaksanaan kerja sama antara Unhan RI dan King’s College London dalam bidang pendidikan, riset strategis pertahanan, dan pengembangan kapasitas akademik. Program kolaborasi yang sedang dirancang mencakup penyelenggaraan webinar series tematik, pertukaran dosen, serta riset bersama yang berfokus pada isu defense management, cognitive defense, dan cyber defense.
Dalam arahannya, Wamendiktisaintek, Prof. Stella Christie, Ph.D. menegaskan bahwa kebijakan penguatan riset pertahanan nasional merupakan bagian dari visi strategis Presiden RI, Jenderal TNI (Purn.) Prabowo Subianto, yang mendorong sinergi antara pendidikan tinggi, sains, dan pertahanan negara. Menurutnya, Presiden telah menekankan bahwa riset dan teknologi harus dikembalikan ke universitas. Hal tersebut menjadi dasar terbentuknya Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi agar perguruan tinggi menjadi pusat pengembangan sains dan teknologi pertahanan nasional. Wamendiktisaintek, Prof. Stella Christie menyampaikan bahwa Unhan RI memiliki posisi yang sangat strategis untuk memajukan riset dan pendidikan pertahanan berbasis teknologi yang berorientasi pada kepentingan bangsa dan negara.
Lebih lanjut, Wamendiktisaintek, Prof. Stella Christie, Ph.D. menjelaskan pandangannya mengenai arah riset pertahanan di masa depan yang harus selaras dengan perkembangan teknologi dan perilaku manusia. Beliau menegaskan bahwa pertahanan di era mendatang tidak lagi hanya berfokus pada kekuatan militer konvensional, melainkan pada kemampuan memahami dinamika manusia, teknologi, dan ruang siber. Serangan siber kini jauh lebih murah namun memiliki risiko yang tinggi, sehingga pendidikan pertahanan perlu diarahkan pada penguatan cyber defense dan manajemen strategis yang adaptif terhadap perubahan global.
Sementara itu, Rektor Unhan RI, Letnan Jenderal TNI (Purn.) Dr. Anton Nugroho, M.M.D.S., M.A. menyambut baik sinergi ini sebagai langkah strategis dalam memperluas horizon akademik dan memperkuat jejaring internasional Unhan RI. Rektor Unhan RI menyampaikan bahwa kolaborasi dengan King’s College London menjadi momentum penting untuk membangun kemandirian riset pertahanan Indonesia. Unhan RI berkomitmen menjadikan kerja sama ini sebagai wahana pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi yang berkontribusi nyata pada kepentingan pertahanan negara.
Dalam kesempatan yang sama, Laksamana TNI (Purn.) Prof. Dr. Marsetio, S.I.P., M.M. menegaskan pentingnya menjaga keseimbangan antara kerja sama internasional dan pembangunan kapasitas nasional. Beliau menjelaskan bahwa kerja sama riset perlu dikelola dengan strategi yang tepat agar tidak hanya berfokus pada pengiriman mahasiswa ke luar negeri, tetapi juga menghasilkan multiplier effect yang memperkuat repository pengetahuan dan kemampuan pertahanan dalam negeri.
Pertemuan ditutup dengan kesepakatan untuk menyiapkan tahap teknis implementasi melalui pertemuan lanjutan bersama King’s College London dan British Council, yang akan memfasilitasi program webinar series, pertukaran akademik, serta pembahasan grand design riset pertahanan nasional sebagai langkah konkret penguatan diplomasi akademik pertahanan Indonesia di tingkat global.
(Humas Unhan RI)
Peliput: Agus / Dwiki / Thoni
Reporter: Agus
Editor: M. Taher










