Bogor — Rektor Universitas Pertahanan Republik Indonesia (Unhan RI), Letnan Jenderal TNI (Purn.) Dr. Anton Nugroho, M.M.D.S., M.A.,, tegaskan “”Jika dunia tidak berada dalam keadaan damai, maka potensi terjadinya perang sangat mungkin terjadi; inilah hukum realitas dalam dinamika geopolitik”. Hal itu disampaikan pada kegiatan pengarahan strategis kepada seluruh para pejabat, tenaga kependidikan, serta perwakilan sivitas akademika Unhan RI pada kegiatan pengarahan yang berlangsung di Ruang Makan Kampus Bhinneka Tunggal Ika, Sentul, Bogor. Selasa (1/7).
Kegiatan pengarahan ini merupakan wujud nyata komitmen Unhan RI dalam mengimplementasikan visi strategis Presiden Republik Indonesia, Jenderal TNI (Purn.) Prabowo Subianto, untuk memperkuat pertahanan negara melalui pendidikan, riset, dan inovasi yang adaptif terhadap tantangan zaman. Rektor Unhan RI dalam arahannya menyampaikan Presiden RI Prabowo menaruh harapan besar agar Unhan RI tidak hanya menjadi institusi akademik, tetapi juga pilar strategis dalam menjaga kedaulatan nasional. Sinergi antar jenjang pendidikan dan pengembangan SDM unggul menjadi fokus utama dalam memperkuat kesiapan pertahanan Indonesia di era kompleksitas global.
Rektor Unhan RI, dalam forum pengarahan tersebut, menekankan pentingnya membangun kapabilitas sumber daya manusia unggul yang mampu membaca situasi strategis global, baik dalam konteks stabilitas perdamaian maupun kemungkinan eskalasi konflik. Sebagai lembaga pendidikan tinggi pertahanan di bawah koordinasi langsung Presiden Republik Indonesia, Unhan RI mengemban peran sentral dalam menyiapkan intelektual pertahanan yang berdaya saing dan berorientasi strategis.
Rektor Unhan RI mengawali pengarahannya dengan perjalanan karir sebagai perwira hingga meraih pangkat Letjen dan pendidikan doktoral. Hal tersebut mencerminkan bahwa pendidikan, dedikasi, dan disiplin merupakan fondasi utama dalam membangun karakter kepemimpinan pertahanan.
Rektor juga menyoroti bahwa Unhan RI dibentuk pada tahun 2009 atas prakarsa Presiden ke-6 RI, Jenderal TNI (Purn). Prof. Dr. Susilo Bambang Yudhoyono, dengan dukungan mitra strategis internasional seperti Amerika Serikat dan Australia. Seiring perkembangan zaman, Unhan RI kini berkembang sebagai center of excellence di bidang pertahanan yang memiliki tanggung jawab besar dalam mencetak generasi pemimpin masa depan yang siap menghadapi spektrum ancaman modern.
“Universitas ini menjadi tumpuan harapan Pak Presiden,” ujar Rektor Unhan RI menggarisbawahi harapan besar Presiden Jenderal TNI (Purn.) Prabowo Subianto terhadap institusi ini sebagai penggerak utama dalam penguatan sistem pertahanan nasional berbasis ilmu pengetahuan dan inovasi teknologi.
Rektor Unhan RI juga menjelaskan struktur pendidikan multilevel Unhan RI yang tersebar di tiga klaster kampus strategis, mencerminkan pendekatan holistik dalam mencetak SDM unggul:
1. Kampus Unhan RI Belu (NTT) – Fokus pada pendidikan vokasi (D3) berbasis praktik langsung dalam bidang pertanian, peternakan, kelautan, dan logistik. Model ini menjadi cerminan pertahanan semesta berbasis kewilayahan.
2. Kampus Unhan RI Sentul (Bogor) – Menjadi pusat pendidikan Sarjana (S1) yang mendalami aspek teoretis, konseptual, serta integrasi teknologi dalam sistem pertahanan nasional.
3. Kampus Pascasarjana Unhan RI Salemba (Jakarta) – Sebagai pusat pendidikan pascasarjana (S2 dan S3) yang mendalami riset strategis dan pengembangan kebijakan berbasis ilmu pengetahuan pertahanan.
Ketiga jenjang pendidikan ini diarahkan untuk menjawab tantangan masa depan seperti perang berbasis teknologi tinggi, rudal hipersonik, sistem drone otonom, dan perang siber. “Tujuannya harus jelas: kesiapan untuk perang. Kita harus siap secara sains dan sistem,” tegas Rektor.
Lebih lanjut, Rektor Unhan RI menekankan pentingnya transformasi karakter dalam sistem pendidikan pertahanan. Pendidikan di Unhan RI tidak hanya berorientasi pada capaian akademik, tetapi juga membentuk intelektual bela negara yang mampu berkontribusi secara konkret terhadap pertahanan dan ketahanan nasional. Para dosen dan tenaga kependidikan didorong untuk menjadi fasilitator inovasi, bukan sekadar pengajar.
“Tugas kita bukan hanya mengajar, tetapi memfasilitasi mahasiswa untuk berkarya,” ujar Rektor, seraya mengingatkan bahwa konsep pertahanan modern membutuhkan pendekatan interdisipliner yang mencakup teknologi, sosial, diplomasi, ekonomi, dan geopolitik.
Kegiatan pengarahan ini menegaskan posisi Unhan RI sebagai garda terdepan dalam mencetak generasi pemimpin strategis pertahanan masa depan. Di bawah arahan langsung Presiden RI Jenderal TNI (Purn.) Prabowo Subianto, Unhan RI diarahkan untuk menjadi universitas pertahanan kelas dunia yang relevan, progresif, dan transformatif, siap menjawab tantangan global dengan solusi berbasis riset dan inovasi nasional.
Dengan sinergi antara institusi, dosen, dan sivitas akademika, Unhan RI terus berkomitmen menjadi pusat keunggulan dalam pertahanan negara, sekaligus katalisator perdamaian yang tangguh di tengah dinamika geopolitik yang terus berubah.
(Humas Unhan RI).