Jakarta – Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Jenderal TNI (Purn.) Dr. Sjafrie Sjamsoeddin, menegaskan “Otaknya kedaulatan negara ada di Kementerian Pertahanan, sedangkan ototnya ada di prajurit TNI. Keduanya harus bersinergi menjaga kedaulatan bangsa”, tegas beliau saat memimpin kegiatan olahraga bersama di silang Monas, Jakarta Pusat yang dihadiri langsung Wakil Menteri Pertahanan RI (Wamenhan RI) Marsekal Madya TNI (Purn.) Doni Ermawan T., M.D.S., beserta Rektor Universitas Pertahanan Republik Indonesia (Unhan RI), Letnan Jenderal TNI (Purn.) Dr. Anton Nugroho, M.M.D.S., M.A., didampingi jajaran Pejabat Tinggi Eselon I dan II Unhan RI dan diikuti oleh sekitar 1.500 personel dari satuan kerja dan sub satuan kerja Kemhan RI serta 200 peserta dari Darma Wanita Pertahanan (DWP) Kemhan RI, Jumat (22/8).
Dalam arahannya, Menhan RI menyampaikan bahwa periode 2025–2029 akan menjadi masa yang penuh tantangan. Kementerian Pertahanan tidak lagi hanya berfungsi sebagai lembaga administratif dan penyusun kebijakan, tetapi juga dituntut untuk menjalankan tugas-tugas dinamis yang semakin kompleks. Dalam konteks itu, Kemhan diibaratkan sebagai pusat pemikiran strategis, sedangkan TNI sebagai kekuatan operasional yang memastikan kebijakan dapat dijalankan secara nyata di lapangan.
Menhan RI juga menekankan pentingnya kekompakan di dalam organisasi. Seluruh jajaran Kemhan, baik ASN maupun TNI, harus bekerja dalam satu kesatuan komando. “Di sini tidak ada yang kerja sendiri. Kekompakan lahir batin adalah mutlak buat kita”, ujarnya menegaskan. Pesan ini ditujukan agar semangat kolektif dan kerja sama lintas unsur semakin kuat dalam menghadapi beban tugas negara.
Menhan RI menegaskan agar Kementerian Pertahanan mampu menjadi contoh dan teladan bagi kementerian maupun lembaga lainnya. Beliau menyampaikan bahwa birokrasi nasional masih menghadapi berbagai tantangan dalam hal efektivitas dan tata kelola, sehingga Kemhan RI perlu menunjukkan wajah yang berbeda: disiplin, berintegritas, dan efisien. Dengan menampilkan tata kelola yang baik, Kemhan RI bukan hanya memperkuat peran strategisnya dalam pertahanan negara, tetapi juga menghadirkan standar birokrasi yang dapat menjadi rujukan positif bagi institusi lain. “Disiplin itu sesungguhnya lahir dari manusianya, bukan semata dari organisasinya. Apabila kita mampu menjadi teladan, maka TNI pasti akan mengikuti kita,” ujar Menhan.
Lebih jauh, Menhan RI menegaskan bahwa kehormatan adalah nilai tertinggi yang harus dijaga. Kehormatan pribadi, organisasi, dan negara merupakan warisan yang tidak boleh dicederai oleh siapapun. “Kehormatan adalah hal yang paling utama bagi setiap insan pertahanan, baik pribadi, institusi, maupun bangsa. Kehormatan harus dijaga, tidak boleh dinodai, dan akan menjadi warisan berharga bagi generasi mendatang”, pesan Menhan yang disambut tepuk tangan peserta.
Menhan RI juga mengingatkan bahwa loyalitas seluruh jajaran Kemhan RI tidak boleh diarahkan kepada individu, melainkan hanya kepada negara. Beliau menegaskan dirinya siap bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan tugas Kemhan RI, baik di hadapan negara maupun Tuhan Yang Maha Kuasa.
Kegiatan olahraga bersama ini ditutup dengan suasana penuh keakraban. Menhan RI menekankan bahwa kesehatan fisik dan batin merupakan pondasi utama dalam melaksanakan tugas pertahanan negara.
Acara olahraga bersama ini dimeriahkan dengan senam aerobik bersama yang dipandu instruktur, serta pembagian doorprize hadiah kepada pegawai Kemhan RI oleh Menhan RI didampingi Ibu, yang menambah semangat, keceriaan, dan kebersamaan seluruh peserta olahraga bersama.
(Humas Unhan RI).
Peliput: Agus/Irfan/Dwiki
Reporter: Agus
Editor: M.Taher.