Bogor — Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Unhan RI, Mayor Jenderal TNI Dr. Totok Imam Santoso, S.Sos., S.I.P., M.Tr.(Han)., mewakili Rektor Unhan RI Letnan Jenderal TNI (Purn.) Dr. Anton Nugroho, M.M.D.S., M.A., menyambut kehadiran Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Dr. Dave Akbarshah Fikarno Laksono, M.E., serta Menteri Komunikasi dan Digital Republik Indonesia (Menkomdigi RI), Meutya Viada Hafid, B.Eng., M.IP., yang hadir secara daring dalam kegiatan “Ngobrol Bareng Legislator” bertema Kata Sandi Kuat dan Autentikasi Dua Langkah. Kegiatan ini diikuti oleh sivitas akademika Kadet Mahasiswa Program Sarjana (S1) dan Mahasiswa Program Magister (S2) Pascasarjana Unhan RI. (Kamis, 11/12).
Dalam sambutannya, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni menegaskan bahwa dinamika global dan kompleksitas ancaman modern menuntut pemanfaatan teknologi digital secara adaptif sebagai kebutuhan strategis Bangsa Indonesia. Dengan luas wilayah nasional mencapai 7,2 juta kilometer persegi, pola komunikasi dan respons pertahanan tidak lagi dapat mengandalkan metode konvensional, melainkan harus didukung oleh teknologi yang cepat, akurat, dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Beliau menekankan bahwa literasi digital harus menjadi lifestyle aman bagi para kadet mahasiswa dan mahasiswa pascasarjana Unhan RI—bukan hanya sebatas kemampuan menggunakan perangkat, tetapi juga kemampuan menjadi pengguna yang cerdas, inovator, pendidik, dan bagian dari ekosistem digital nasional. Para peserta didorong untuk mengembangkan mindset baru dalam memanfaatkan teknologi untuk kontribusi nyata bagi negara, serta aktif menyerap materi yang diberikan narasumber sebagai bekal dalam penulisan akademik maupun pengabdian profesional di masa mendatang.
Menteri Komunikasi dan Digital RI dalam sambutannya menegaskan bahwa teknologi hanya akan memberikan manfaat apabila digunakan oleh manusia yang bijak, kritis, bertanggung jawab, serta mampu menjaga keamanan data pribadi. Literasi digital harus mencakup kemampuan menilai informasi secara cermat, menjaga etika berinteraksi di ruang siber, dan memanfaatkan teknologi untuk hal-hal produktif.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi I DPR RI menyoroti tingginya kasus peretasan dan kebocoran data nasional akibat lemahnya penggunaan kata sandi dan rendahnya kesadaran keamanan digital. Dengan penetrasi internet Indonesia yang telah melampaui 80 persen, namun pemahaman keamanan digital yang cenderung menurun, penguatan edukasi mengenai penggunaan kata sandi kuat dan autentikasi dua langkah menjadi langkah vital untuk memitigasi serangan siber yang semakin canggih. Kehadiran perspektif pemerintah dan legislatif diharapkan memperkaya pemahaman sivitas akademika mengenai urgensi keamanan digital dan pentingnya kolaborasi nasional dalam menjaga kedaulatan siber.
Pada kegiatan ini juga diselenggarakan sesi diskusi yang menghadirkan narasumber Dr. Ir. Aulia Khamas Heikhmakhtiar, S.Kom., M.Eng., dan dipandu oleh moderator Kolonel Tek Dr. Ir. Novky Asmoro, S.T., M.Si.(Han)., IPU., ASEAN Eng. Sesi ini membahas secara mendalam berbagai aspek peningkatan literasi digital, mulai dari pemahaman keamanan identitas digital hingga praktik terbaik dalam penggunaan teknologi, serta mengulas perkembangan ancaman keamanan siber yang semakin kompleks di era transformasi digital. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya strategis Unhan RI dalam memperkuat literasi digital sebagai kompetensi dasar generasi muda pertahanan.
Melalui kegiatan ini, Unhan RI berharap lahirnya generasi pertahanan yang memiliki kesadaran keamanan digital yang kuat, mampu mengenali pola ancaman siber mutakhir, serta berperan aktif sebagai agen literasi digital di lingkungan masyarakat. Penguatan literasi digital dipandang sebagai pilar penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia pertahanan yang adaptif, inovatif, dan siap menghadapi tantangan keamanan nasional di era transformasi digital.
(Humas Unhan RI).
Peliputan: Agus N/ Dwiki / Thoni
Reporter: Agus N.
Editor : M. Taher.









