Bogor – Hari kelima pelatihan “The 2nd WHO-The Republic of Indonesia Defense University (RIDU) Emergency Medical Teams (EMTs) Team Member Induction Training and Training of Trainer” yang dibuka oleh Rektor Universitas Pertahanan RI / The Republic of Indonesia Defense University (RIDU), Laksamana Madya TNI Prof. Dr. Ir. Amarulla Octavian, M.Sc., DESD., ASEAN Eng., bersama Ketua Faculty Team dari WHO HQ, Dr. Roy Cosico, yang bertindak sebagai Technical Officer EMT di WHO HQ, didampingi oleh Dekan Fakultas Farmasi Militer Universitas Pertahanan RI, Prof. Dr. apt. Yahdiana Harahap, M.S., selaku Ketua Multi-Country Training Hub for Health Emergencies Operational Readiness (MULTHEOR) Indonesia. Pada kegiatan hari kelima pelatihan Ke-2 EMT WHO-RIDU, difokuskan pada pengembangan keterampilan pengajar dalam Pendidikan Medis. Kegiatan ini bertempat di Ruang Kelas Indonesia, Lt-1, Gedung Auditorium Kampus Utama Bela Negara Unhan RI, Sentul, Jum’at (28/7).
Pelatihan ini bertujuan memberikan wawasan baru dan meningkatkan kualitas pengajaran para peserta. Kegiatan ini merupakan bagian dari program Pelatihan EMT ke-2 yang diadakan oleh EMT WHO-RIDU.
Hari kelima pelatihan EMT Ke-2 diawali dengan Morning Review oleh tim Faculty WHO-RIDU, yang terdiri Dr. John Prawira dari WHO SEARO, Mr. Eystein Grusd dari Logistics Coordinator Norway EMT, Ms. Louise Robinson dari Lead ToT Australia, dr. Yogi Prabowo, Sp. OT-K. dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), dan Kolonel Laut (K) Dr. dr. R.M. Tjahja Nurrobi, M.Kes., Sp.OT (K) Hand., dari Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Unhan RI.
Materi Pertama yaitu Learning Biases and Learning Styles. Pada sesi ini, peserta diberikan pemahaman mendalam tentang bagaimana berbagai preferensi belajar siswa dapat diakomodasi dengan strategi pengajaran yang efektif, guna diaplikasikan dalam merancang sesi dan kursus pada jenjang yang lebih tinggi.
Untuk materi kedua tentang Reflecting on Presentational Technique. Dalam materi ini, peserta akan diajak untuk merefleksikan teknik presentasi mereka. Aspek-aspek seperti gaya bahasa, ekspresi tubuh, dan interaksi dengan peserta akan dievaluasi untuk meningkatkan kualitas pengajaran.
Kegiatan Materi ketiga yaitu Brief and Design Time for Practice 1 Sessions. Pada kegiatan materi ini Peserta akan diberi kesempatan untuk merencanakan sesi latihan pertama dan menyusun ringkasan serta rancangan sesi latihan dengan panduan dari tim faculty WHO-RIDU.
Setelah pembekalan materi ketiga dilanjutkan dengan kegiatan Practice 1 Sessions – Delivery. Sesi Practice 1, masing-masing peserta akan bertindak sebagai instruktur dan menyampaikan materi yang telah direncanakan sebelumnya, kegiatan ini bertujuan untuk mengasah kemampuan peserta sebagai seorang instruktur dan menerima umpan balik dari rekan sesama peserta serta tim faculty WHO-RIDU.
Dalam kegiatan terakhir, para peserta diperkenalkan dengan pendekatan eksperimental dalam pengajaran, yang sesuai dengan topik The Experiential Approach – Letting Others Learn Without Lecturing. Peserta akan belajar bagaimana memberi kesempatan bagi peserta lain untuk belajar melalui pengalaman langsung dan partisipasi aktif, bukan hanya dengan ceramah.
Dekan Fakultas Farmasi Militer Unhan RI, Prof. Dr. apt. Yahdiana Harahap, M.S., selaku Ketua Multi-Country Training Hub for Health Emergencies Operational Readiness (MULTHEOR) Indonesia, menjelaskan untuk pelaksanaan Pelatihan EMT WHO-RIDU didesain dengan berbagai materi dan kegiatan, termasuk memperdalam pemahaman tentang teori pembelajaran, mengasah keterampilan presentasi, merencanakan dan menyampaikan sesi latihan, serta mengadopsi pendekatan eksperimental dalam pengajaran. Semua materi dan pengalaman yang diperoleh dari pelatihan ini diharapkan akan menjadi bekal berharga bagi para peserta dalam meningkatkan kualitas dan efektivitas pendidikan medis di masa depan.
(Humas Unhan RI).