Magelang — Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Letnan Jenderal TNI (Purn.) Dr. Sjafrie Sjamsoeddin, M.B.A., yang diwakili oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Sekjen Kemhan RI), Letnan Jenderal TNI Tri Budi Utomo, S.E., didampingi Rektor Unhan RI, Letnan Jenderal TNI (Purn.) Dr. Anton Nugroho, M.M.D.S., M.A., serta Gubernur Akademi Militer, Mayor Jenderal TNI Arnold Aristoteles Paplapna Ritiauw, secara resmi menutup Pendidikan Dasar Militer (Diksarmil) dan mengukuhkan 600 Kadet Mahasiswa S-1 Universitas Pertahanan Republik Indonesia (Unhan RI) Cohort-6 Tahun Akademik 2025 sebagai anggota Komponen Cadangan (Komcad) Matra Darat. Upacara khidmat ini digelar di Lapangan Sapta Marga, Akademi Militer, Magelang, Jawa Tengah, Jumat (25/7).
Acara penting ini turut dihadiri oleh pejabat tinggi Eselon I dan II Kemhan RI, jajaran pimpinan Unhan RI, pejabat Akademi Militer, serta unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota dan Kabupaten Magelang. Prosesi pengukuhan ditandai dengan penyematan pin, penyerahan ijazah, dan pengambilan sumpah prajurit yang melambangkan integrasi para kadet ke dalam sistem pertahanan negara.
Menteri Pertahanan RI, dalam amanat yang dibacakan oleh Sekjen Kemhan RI, menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh Kadet Mahasiswa Unhan RI Cohort-6 atas keberhasilan mereka menyelesaikan Diksarmil dengan semangat, disiplin, dan dedikasi luar biasa. Diksarmil bukan sekadar pelatihan fisik, melainkan fondasi pembentukan karakter bela negara yang memadukan ketangguhan mental, spiritual, dan intelektual.
Unhan RI dinilai berhasil mengintegrasikan pendidikan akademik dengan pelatihan militer dasar secara harmonis, menciptakan sinergi antara penguasaan ilmu pengetahuan dan kesiapsiagaan pertahanan. Menhan RI dalam amanatnya, menegaskan “Dalam konteks sistem pertahanan semesta, kehadiran para kadet sebagai Komponen Cadangan tidak hanya memperkuat struktur pertahanan nasional, tetapi juga menjadi simbol keterlibatan aktif generasi muda dalam menjaga kedaulatan negara melalui jalur konstitusional dan terstruktur”.
Menhan RI juga menyoroti peran strategis Komponen Cadangan dalam menghadapi spektrum ancaman global baik konvensional, non-konvensional, hingga ancaman hibrida. Di tengah bonus demografi, akselerasi teknologi, dan posisi geografis Indonesia yang strategis di kawasan Indo-Pasifik, diperlukan sinergi kuat antara kekuatan sipil dan militer.
Para kadet berasal dari 13 program studi strategis nasional, seperti Kedokteran, Farmasi, Teknik Informatika, serta disiplin ilmu dari rumpun sains, teknologi, dan humaniora. Mereka dipandang sebagai kekuatan pertahanan baru berbasis akademik dan multidimensi yang siap berkontribusi dalam memperkuat ketahanan nasional.
Mengakhiri amanatnya, Menhan RI berpesan agar para kadet senantiasa menjaga semangat juang, mempererat persaudaraan, dan terus meningkatkan kapasitas diri. Mereka juga diminta menjadi teladan masyarakat dalam mengamalkan nilai-nilai bela negara dan siap menjawab panggilan tugas negara kapan pun diperlukan. Pengukuhan ini diharapkan tidak hanya menambah jumlah Komponen Cadangan nasional, tetapi juga memperkokoh semangat kebangsaan dan integrasi sipil-militer dalam membangun sistem pertahanan negara yang inklusif dan adaptif.
Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan, dibacakan Keputusan Menteri Pertahanan RI Nomor KEP/1119/F7/2025 tentang penetapan 600 kadet sebagai anggota Komponen Cadangan Matra Darat Tahun Anggaran 2025. Para kadet kemudian resmi dikukuhkan melalui pengambilan sumpah prajurit Komcad yang dipandu Inspektur Upacara sesuai agama masing-masing, dilanjutkan dengan penyematan pin Komcad dan penyerahan ijazah Diksarmil kepada perwakilan kadet.
Prosesi berlangsung khidmat dan tertib, mencerminkan kesiapan dan disiplin para kadet yang telah menjalani pendidikan intensif selama dua bulan, sejak 26 Mei hingga 25 Juli 2025, di Akademi Militer Magelang.
Momen upacara penutupan ini turut dimeriahkan oleh demonstrasi keterampilan militer dari para Kadet Mahasiswa Unhan RI. Mereka menunjukkan kapabilitas esensial dalam baris-berbaris presisi, bongkar pasang senjata, beladiri militer, serta ketangkasan dalam perkelahian sangkur. Kadet juga memperlihatkan kemampuan navigasi dan orientasi medan pertempuran sebagai penanda kesiapan operasional. Seluruh rangkaian ini merefleksikan tingkat kesiapan, profesionalisme, dan integrasi para kadet sebagai potensi kekuatan pertahanan negara.
(Humas Unhan RI)