Batujajar – Rektor Universitas Pertahanan Republik Indonesia (Unhan RI), Letnan Jenderal TNI (Purn.) Dr. Anton Nugroho, M.M.D.S., M.A., menghadiri Upacara Gelar Pasukan Operasional dan Kehormatan Militer (Gepasops Hormil) yang dipimpin langsung oleh Presiden Republik Indonesia, Jenderal TNI (Purn.) Prabowo Subianto, selaku Inspektur Upacara, didampingi Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka, Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Jenderal TNI (Purn.) Dr. Sjafrie Sjamsoeddin, M.B.A., Panglima TNI, Jenderal TNI Agus Subiyanto, Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana TNI Muhammad Ali, dan Kepala Staf Angkatan Udara, Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono. Bertindak sebagai komandan Upacara dipercayakan kepada Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad), Letnan Jenderal TNI Muhammad Fadjar, dan diikuti oleh 27.384 personel TNI dari tiga matra TNI: Angkatan Darat, Laut, dan Udara yang berlangsung di Lapangan Udara Suparlan, Pusdiklatpassus, Batujajar, Bandung, Jawa Barat. Minggu (10/8)
Dalam upacara tersebut, Presiden meresmikan pembentukan berbagai satuan strategis baru TNI, melantik sejumlah pejabat tinggi, serta menganugerahkan pangkat dan tanda kehormatan kepada para tokoh militer.
Acara ini dihadiri oleh Ketua MPR RI, Ketua DPR RI, Ketua DPD RI, Ketua Mahkamah Agung RI, Ketua Komisi Yudisial,, para menteri koordinator, para menteri, Kapolri, para kepala badan, Kepala BIN, wakil menteri, seluruh anggota Kabinet Merah Putih, serta para atase pertahanan negara-negara sahabat.
Kegiatan ini diawali dengan Presiden Republik Indonesia, Jenderal TNI (Purn.) Prabowo Subianto, yang meresmikan:
1. Pembentukan Satuan Baru, yang terdiri atas:
a. Enam Komando Daerah Militer (Kodam) baru, yaitu:
1) Kodam XIX/Tuanku Tambusai
2) Kodam XX/Tuanku Imam Bonjol
3) Kodam XXI/Radin Inten
4) Kodam XXII/Tambun Bungai
5) Kodam XXIII/Palaka Wira
6) Kodam XXIV/Mandala Trikora
b. Empat belas Komando Daerah Angkatan Laut (Kodaeral), Komando Daerah Angkatan Udara, dan satu Komando Operasi Udara.
c. Enam Grup Komando Pasukan Khusus (Kopassus).
d. Dua puluh Brigade dan seratus Batalyon Infanteri Teritorial Pembangunan TNI Angkatan Darat.
e. Satu Brigade Infanteri Marinir TNI Angkatan Laut.
f. Satu Resimen Komando Korps Pasukan Gerak Cepat TNI Angkatan Udara, lima Batalyon Infanteri Marinir TNI Angkatan Laut, dan lima Batalyon Komando Kopasgat TNI Angkatan Udara.
2. Pelantikan Pejabat Tinggi TNI, sebagai berikut:
a. Jenderal TNI Tandyo Budi Revita, Wakil Panglima TNI.
b. Letjen TNI Djon Afriandi, Panglima Kopassus TNI Angkatan Darat.
c. Letjen TNI (Mar) Endi Supardi, Panglima Korps Marinir TNI Angkatan Laut.
d. Marsdya TNI Deny Muis, Panglima Korps Pasukan Gerak Cepat TNI Angkatan Udara.
e. Marsdya TNI Andyawan Martono Putra, Panglima Komando Pertahanan Udara Nasional TNI Angkatan Udara.
f. Marsdya TNI Yusuf Jauhari, Kepala Badan Logistik Pertahanan Kementerian Pertahanan Republik Indonesia.
g. Laksdya TNI Supo Dwi Antara, Kepala Badan Pemeliharaan dan Perawatan Pertahanan Kementerian Pertahanan Republik Indonesia.
h. Letjen TNI Gabriel Lema, Kepala Badan Cadangan Nasional Kementerian Pertahanan Republik Indonesia.
3. Penganugerahan Pangkat Kehormatan
a. Pangkat Jenderal TNI Kehormatan (Bintang 4):
1) Jenderal TNI (Purn.) Yunus Yosfiah, lulusan AMN 1965, yang telah memberikan kontribusi signifikan dalam berbagai penugasan operasi strategis.
2) Jenderal TNI (Purn.) Dr. Sjafrie Sjamsoeddin, mantan Menteri Pertahanan Republik Indonesia, lulusan Akmil 1974, yang diakui atas jasa luar biasa dan keberhasilan dalam setiap penugasan operasi.
3) Jenderal TNI (Purn.) M. Herindra, Kepala Badan Intelijen Negara, lulusan Akmil 1987, yang berhasil dalam berbagai misi operasi militer.
4) Jenderal TNI (Purn.) Agus Sutomo, Direktur Utama Agrinas Palma Nusantara, lulusan Akmil 1984, yang berprestasi dalam berbagai operasi militer.
5) Jenderal TNI (Purn.) KKO Ali Sadikin (Alm.), sesepuh Korps Marinir dan tokoh nasional, diwakili oleh keluarga.
b. Pangkat Jenderal Kehormatan Bintang Tiga:
1) Letjen TNI (Purn.) Valentinus Soehartono Soeratman, lulusan Akmil 1975, yang telah memberikan jasa luar biasa di bidang pertahanan.
2) Marsdya TNI (Purn.) Bambang Eko Suharyanto, lulusan Sekolah Penerbang Angkatan 1987, seorang pakar hukum militer.
3) Letjen TNI (Purn.) Chairawan, lulusan Akmil 1980, yang sukses memimpin operasi militer strategis.
4) Letjen TNI (Purn.) Musa Bangun, lulusan Akmil 1983, yang berperan penting dalam operasi pembebasan sandera WNI.
5) Letjen TNI (Purn.) Glenny Kairupan, lulusan Akmil 1973, yang berjasa dalam operasi di Timor Timur.
6) Letjen TNI (Purn.) Tony S.B. Hoesodo, lulusan Akmil 1977, yang berprestasi dalam berbagai operasi strategis.
c. Pangkat Jenderal Kehormatan Bintang Dua :
1) Mayjen TNI (Purn.) Taufik Hidayat, lulusan Akmil 1983, yang berjasa dalam operasi pembebasan sandera WNI dan WNA di Mapenduma 1996.
4. Penganugerahan Tanda Kehormatan
a. Bintang Sakti kepada Letjen TNI (Mar) (Purn.) Muhammad Alfan Baharudin, atas keberhasilan dalam operasi strategis baik di dalam maupun luar negeri untuk menegakkan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
b. Bintang Sakti kepada Letda (Purn.) Darius Bayani, atas peran penting dalam Operasi Mapenduma 1996 yang berhasil membebaskan sandera WNI dan WNA.
Pada upacara ini Presiden RI, Jenderal TNI (Purn.) Prabowo Subianto dalam amanatnya mengingatkan sejarah panjang bangsa Indonesia yang selama ratusan tahun mengalami penjajahan, perbudakan, dan perlakuan yang merendahkan martabat manusia. Oleh sebab itu, sejarah tidak boleh dilupakan, dan bangsa yang merdeka harus memiliki tentara yang kuat. Indonesia cinta damai, namun sering diganggu saat berusaha bangkit dan menyejahterakan rakyatnya, sehingga diperlukan sistem pertahanan yang tangguh untuk menjaga kedaulatan dan kekayaan negara.
Presiden RI juga menyampaikan bahwa dunia saat ini penuh ketidakpastian, dengan perang yang terjadi di berbagai belahan dunia, termasuk Eropa dan Timur Tengah. Indonesia memilih untuk tidak berpihak pada blok manapun, namun demi mempertahankan kemerdekaan, pertahanan negara harus diperkuat. Pada momen ini, Presiden RI melantik enam Panglima Kodam baru, 20 Komandan Brigade, dan 100 Batalyon Teritorial Pembangunan.
Presiden RI menekankan prinsip kepemimpinan dari depan, di mana Panglima TNI dan para komandan harus berada di garis terdepan bersama pasukan, memimpin di titik paling kritis, menjaga dan membina anak buah seperti anak kandung sendiri, melatih dengan keras tanpa kekejaman, dan selalu mengingat bahwa TNI adalah tentara rakyat.
Presiden RI juga menegaskan konsep pertahanan rakyat semesta, yakni seluruh bangsa mempertahankan tiap kampung, dukuh, lembah, bukit, gunung, kecamatan, kabupaten, provinsi, dan setiap jengkal tanah air. “Daripada dijajah kembali, lebih baik kita mati,” tegasnya, seraya mengajak seluruh prajurit untuk menjaga semangat juang yang tidak pernah menyerah demi Merah Putih berkibar di seluruh penjuru negeri.
Kegiatan upacara ini turut dimeriahkan oleh Demonstrasi Militer gabungan tiga matra TNI dan Defile Pasukan mencakup:
1. Simulasi tempur gabungan, operasi pembebasan sandera, penembakan artileri medan, penerjunan pasukan khusus, dan demonstrasi bela diri militer.
2. Operasi penanggulangan teror dengan robot tempur buatan dalam negeri
3. Air supply dan sling load operation dengan pesawat C-130 Hercules, CN-212, dan helikopter NAS-332 Super Puma
4. Water bombing untuk pemadaman kebakaran hutan
5. Victory Jump pengibaran bendera Merah Putih raksasa dan flypass pesawat tempur F-16 serta T-50i
6. Defile pasukan dari Kopassus, Korps Marinir, Kopasgat, Kostrad, Raider, Kodam III/Siliwangi, Koarmada RI, TNI AU, serta Brigade dan Batalyon Teritorial Pembangunan
Keterlibatan Kadet Mahasiswa Unhan RI dalam formasi defile sebagai perwakilan Pasukan Komponen Cadangan (Komcad) menjadi simbol nyata disiplin, semangat juang, dan kebanggaan sebagai calon perwira bela negara. Suasana upacara kian semarak saat Drum Band ” Canka Praditya Wiratama ” mengumandangkan irama pembuka yang penuh energi, diikuti lantunan harmoni Paduan Suara Svara Nusantara. Kolaborasi mereka yang kerap berpadu dengan Orkestra “Symphoni Praditya Wiratama” tidak hanya menghadirkan kemegahan, tetapi juga menggugah rasa persatuan dan kebanggaan bagi seluruh hadirin.
(Humas Unhan RI).