Jakarta – Rektor Universitas Pertahanan Republik Indonesia (Unhan RI), Letnan Jenderal TNI (Purn.) Jonni Mahroza, S.I.P., M.A., M.Sc., Ph.D., menghadiri undangan dari Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI) dan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia (Kemenko Marves RI) dalam acara The 8th Jakarta Geopolitical Forum (JGF) 2024 yang dibuka oleh Menteri Pertahanan sekaligus Presiden Terpilih Republik Indonesia 2024-2029, Jenderal TNI (Purn.) Prabowo Subianto, yang ,diwakili oleh Plt. Gubernur Lemhannas RI Letnan Jenderal TNI Eko Margiyono. Kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari mulai tanggal 24-25 September 2024, bertempat di Ballroom Level 2, The Ritz-Carlton Hotel, Mega Kuningan, Jakarta, Rabu (24/9).
Menhan RI dalam sambutan yang dibacakan oleh Letnan Jenderal TNI Eko Margiyono, menegaskan bahwa Jakarta Geopolitical Forum adalah forum vital bagi para pemikir global untuk mengeksplorasi tantangan dan peluang dalam konteks geopolitik, dengan penekanan pada dinamika kompetisi geo-maritim. Menhan RI dalam sambutannya menekankan pentingnya pengelolaan maritim yang efektif untuk menghadapi ketegangan regional, termasuk yang terjadi di Laut Cina Selatan, serta tantangan keamanan non-tradisional yang dapat merusak stabilitas.
Sementara Wakil Menteri Luar Negeri RI, Pahala Nugraha Mansury, S.E., M.B.A., sebagai keynote speaker dalam kegiatan ini menyoroti isu-isu utama dalam ketahanan geomaritim, terutama di Laut Cina Selatan, yang merupakan jalur penting bagi perdagangan global. Ia menekankan perlunya kolaborasi antarnegara yang berdasarkan pada hukum internasional untuk menangani klaim tumpang tindih, kejahatan lintas negara, dan tantangan lingkungan seperti perikanan ilegal dan perubahan iklim.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI, Jenderal TNI (Purn.) Luhut Binsar Pandjaitan, M.P.A., sebagai Trigger Speech dalam The 8th Jakarta Geopolitical Forum (JGF) 2024, menekankan posisi strategis Indonesia sebagai negara maritim. Dengan lebih dari 60.000 kapal melintasi perairan Indonesia setiap tahunnya, Menko Marves RI juga menegaskan pentingnya kerjasama global dalam menangani isu maritim dan ancaman keamanan siber. Luhut juga menekankan komitmen Indonesia untuk memperkuat kerangka hukum maritim internasional dan membangun kepercayaan melalui latihan bersama dan komunikasi yang efektif antarnegara.
Kegiatan Sesi pertama ini akan membahas implementasi terkini dan yang diproyeksikan dari Maritime Whole of Government di wilayah Indo-Pasifik sebagai pendekatan untuk bekerja sama dalam mengatasi tantangan ketahanan maritim di tengah ketegangan geo-maritim di kawasan.
Sesi ini menghadirkan narasumber Stéphane Mechati Chargé d’affaires Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia, yang memaparkan topik “Pendekatan Menyeluruh Pemerintah dalam Kemaritiman dan Geopolitik Pemain Utama Indo-Pasifik”, Melissa Conley Tyler (Australia) Direktur Eksekutif Asia Pacific Development, Diplomacy, and Defence Dialogue yang memaparkan topik “Posisi Geopolitik Kekuatan Menengah dan Pendekatan Menyeluruh Pemerintah dalam Kemaritiman di Kawasan”. Dr. Kao Kim Hourn (Kamboja) Sekretaris Jenderal ASEAN, memaparkan “Perspektif ASEAN tentang Pendekatan Menyeluruh Pemerintah dalam Kemaritiman di Kawasan”. Sesi ini dipandu oleh moderator, Dr. R.A. Adriani Kusumawardani Direktur Keamanan dan Ketahanan Maritim, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia.
Pada sesi diskusi kegiatan The 8th Jakarta Geopolitical Forum 2024, Rektor Unhan RI mengangkat pertanyaan yang relevan mengenai tantangan dalam menjaga kerja sama internasional di tengah perbedaan kepentingan nasional yang signifikan, terutama terkait isu ketahanan geo-maritim di Indo-Pasifik. Rektor Unhan RI juga menyoroti bagaimana kepentingan nasional yang berbeda, seperti dalam kasus pengembangan energi terbarukan, sering kali berbenturan dengan kepentingan ekonomi atau kedaulatan nasional. Pertanyaan tersebut menekankan pentingnya memahami tantangan dalam menciptakan kerja sama yang bertanggung jawab, sambil tetap memperhitungkan perbedaan prioritas antar negara, terutama ketika menghadapi isu perubahan iklim dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan.
Dengan kehadiran para pemimpin dan akademisi di bidang geopolitik dan pertahanan, forum ini diharapkan mampu memperkuat kerja sama lintas sektor dalam mengatasi tantangan-tantangan ketahanan maritim yang semakin kompleks di kawasan Indo-Pasifik, serta berkontribusi pada stabilitas dan kesejahteraan global.
(Humas Unhan RI).