Bogor — Rektor Universitas Pertahanan Republik Indonesia (Unhan RI), Letnan Jenderal TNI (Purn.) Dr. Anton Nugroho, M.M.D.S., M.A., menerima audiensi Direktur Utama PT LEN Industri (Persero), Prof. Joga Dharma Setiawan, Ph.D., beserta jajaran, di Kampus Unhan RI Sentul, Bogor. Pertemuan ini menjadi langkah strategis dalam memperkuat sinergi antara dunia akademik dan industri pertahanan nasional, khususnya dalam bidang riset, pendidikan, serta pengembangan inovasi teknologi pertahanan dan antariksa. Kegiatan ini bertempat di Eksekutif lounge lantai-1, Kampus Bela Negara Unhan RI, Sentul. (Kamis, 30/10).
Rektor Unhan RI dalam penerimaan audiensi ini, menyampaikan apresiasi atas inisiatif PT LEN Industri untuk memperluas kolaborasi dengan perguruan tinggi, terutama dalam mendukung pengembangan sumber daya manusia dan riset berbasis kebutuhan industri. Rektor Unhan RI juga menegaskan bahwa sinergi antara akademisi, industri, dan pemerintah merupakan bagian penting dalam mewujudkan kemandirian teknologi pertahanan nasional. Menurutnya, kerja sama yang berlandaskan semangat link and match ini harus dioptimalkan agar kegiatan riset dan inovasi yang dilakukan di Unhan RI benar-benar selaras dengan arah pembangunan industri strategis nasional.
Direktur Utama PT LEN Industri, Prof. Joga Dharma Setiawan, Ph.D., menjelaskan bahwa perusahaan saat ini sedang berfokus pada transformasi digital dan penguatan kemitraan global dalam mendukung kemandirian industri pertahanan nasional. PT LEN tengah mengembangkan berbagai inisiatif di bidang business development, digital twin, dan model-based system engineering (MBSE) yang menjadi fondasi rekayasa sistem pertahanan modern. Dalam kesempatan tersebut, Prof. Joga juga membuka peluang bagi mahasiswa dan dosen Unhan RI untuk mengikuti program magang industri (On the Job Training), Training of Trainer (ToT), serta riset bersama di bawah ekosistem holding DEFEND ID.
Rektor Unhan RI menyambut baik rencana tersebut dan menegaskan bahwa model pembelajaran berbasis pengalaman langsung di industri akan memperkuat kemampuan aplikatif mahasiswa serta mempercepat proses hilirisasi riset di lingkungan akademik. Kedua pihak juga sepakat untuk memperbarui Perjanjian Kerja Sama (PKS) yang telah ada agar cakupan kerja sama dapat diperluas ke bidang-bidang strategis seperti rekayasa digital, sistem komunikasi pertahanan, serta teknologi antariksa dan satelit.
Salah satu fokus pembahasan dalam audiensi ini adalah rencana pengembangan Program Magister Teknologi Antariksa di Unhan RI yang diarahkan untuk memperkuat penguasaan teknologi satelit, sistem komunikasi orbit, radar pasif, dan pemrosesan data antariksa. Program tersebut akan dikembangkan melalui kolaborasi dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) dalam bentuk joint degree serta melibatkan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sebagai mitra riset. Rektor menjelaskan bahwa penguasaan teknologi antariksa menjadi bagian penting dari sistem pertahanan modern yang menuntut kemampuan observasi dan analisis orbit secara mandiri. Dengan demikian, Unhan RI diharapkan dapat berperan aktif dalam menyiapkan sumber daya manusia pertahanan yang unggul di bidang rekayasa satelit dan sistem ruang angkasa.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT LEN Industri memaparkan program pengembangan dua satelit observasi nasional, yaitu satu satelit optik dan satu satelit Synthetic Aperture Radar (SAR) dengan orbit sekitar 550 kilometer dan resolusi citra hingga 35 sentimeter. Satelit tersebut dirancang untuk mendukung kebutuhan observasi dan pertahanan nasional dengan peluncuran yang direncanakan dalam dua tahun mendatang. PT LEN juga menjalin kolaborasi dengan BRIN dalam pengembangan radar pasif dan teleskop radio di Timau, Nusa Tenggara Timur, sebagai bagian dari sistem pemantauan ruang angkasa nasional atau space situational awareness. Dalam konteks tersebut, Unhan RI didorong untuk berkontribusi melalui riset orbit, analisis citra satelit, serta pelatihan pengamatan ruang angkasa.
Rektor Unhan RI menyampaikan bahwa inisiatif kolaboratif antara Unhan RI, PT LEN Industri, ITB, dan BRIN akan memperkuat kapasitas nasional dalam membangun ekosistem antariksa yang terintegrasi antara riset, pendidikan, dan industri. Beliau menambahkan bahwa potensi ekonomi antariksa (space economy) kini tumbuh pesat dan telah melampaui sektor kecerdasan buatan (AI), sehingga Indonesia perlu mengambil posisi strategis melalui pembangunan SDM dan industri antariksa nasional. Dengan menguasai teknologi satelit dan radar, Indonesia bukan hanya menjadi pengguna, tetapi juga pencipta sistem pertahanan dan ekonomi berbasis teknologi tinggi.
Dalam forum tersebut, Rektor juga menjelaskan bahwa Unhan RI telah membentuk Komunitas Ilmu Pertahanan Indonesia (KIPI) sebagai wadah kolaborasi antara akademisi, industri, dan lembaga pemerintah dalam pengembangan riset kebijakan dan inovasi pertahanan. Melalui KIPI, Unhan RI siap menjadi simpul koordinasi bagi riset strategis dan penguatan jejaring inovasi di sektor pertahanan nasional. Sementara itu, PT LEN Industri menyampaikan komitmennya untuk memberikan ruang bagi lulusan Unhan RI dari berbagai jenjang pendidikan untuk bergabung dalam proyek-proyek industri pertahanan strategis.
Audiensi ditutup dengan penegasan bahwa kedua pihak bersepakat memperkuat kerja sama dalam bidang riset pertahanan, pengembangan teknologi digital, dan penguasaan teknologi antariksa nasional. Rektor Unhan RI menegaskan, “Kerja sama dengan PT LEN Industri merupakan langkah konkret dalam membangun kemandirian teknologi pertahanan nasional. Unhan RI berkomitmen menjadi pusat keunggulan riset dan pendidikan yang mendukung penguasaan teknologi satelit, radar, dan sistem komunikasi orbit sebagai bagian dari sistem pertahanan masa depan bangsa”.
Pertemuan ini mencerminkan komitmen bersama Unhan RI dan PT LEN Industri dalam memperkuat sinergi antara dunia pendidikan dan industri pertahanan untuk melahirkan inovasi strategis, memperkuat kapasitas SDM pertahanan, serta membuka babak baru pengembangan program antariksa nasional menuju kemandirian teknologi Indonesia.
(Humas Unhan RI).
Peliput: Agus/Dwiki/Iyan
Reporter: Agus
Editor: M. Taher.












