Jakarta – Rektor Universitas Pertahanan Republik Indonesia (Unhan RI) Letjen TNI (Purn.) Dr. Anton Nugroho, M.M.D.S., M.A., menegaskan bahwa perkembangan teknologi pertahanan dan keamanan tidak dapat dipisahkan dari kemajuan riset dan inovasi nasional. Hal ini disampaikan dalam audiensi strategis antara Unhan RI dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang digelar di ruang Rapat Rektor Unhan RI yang, dihadiri jajaran pimpinan Unhan RI dan delegasi BRIN yang dipimpin Prof. Dr. Ir. Anugerah Widyanto, Plt. Deputi Bidang Kebijakan Pembangunan, bersama para Kepala Organisasi Riset dan pejabat terkait. Selasa (12/8).
Rektor Unhan RI dalam sambutannya menyampaikan penghormatan dan apresiasi atas kehadiran delegasi BRIN yang menandai langkah penting dalam membangun sinergi strategis antara dunia pertahanan dan riset nasional. Unhan RI memiliki visi menjadi universitas pertahanan berkelas dunia (World Class Defense University) yang menghasilkan sumber daya manusia berkualitas tinggi dan memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan pertahanan negara.
Kolaborasi dengan BRIN menjadi sangat strategis mengingat BRIN memiliki keunggulan di berbagai bidang riset seperti teknologi elektronika, informatika, kesehatan, ketahanan sumber daya, dan perlindungan lingkungan. Melalui kerja sama ini, Unhan RI berkomitmen berkontribusi melalui keahlian di bidang strategi pertahanan, manajemen pertahanan, dan kesehatan militer, sementara BRIN mendukung dengan kapasitas riset dan inovasi teknologi.
Rektor Unhan RI juga mengusulkan kerja sama dalam riset teknologi pertahanan, penelitian bahan baku obat, pertukaran peneliti dan mahasiswa, pengembangan kurikulum berbasis riset, serta publikasi ilmiah bersama.
Sementara Prof. Dr. Ir. Anugerah Widyanto, sebagai pimpinan delegasi BRIN memaparkan bahwa BRIN merupakan entitas riset terintegrasi hasil penggabungan berbagai lembaga riset negara dan unit riset kementerian, termasuk Balitbang Kementerian Pertahanan. BRIN memiliki tiga fungsi utama, yaitu sebagai pelaksana riset nasional melalui 12 Organisasi Riset, sebagai pengelola pendanaan riset termasuk dana abadi, serta sebagai penyedia rekomendasi kebijakan berbasis riset.
Prof. Dr. Ir. Anugerah Widyanto juga menegaskan bahwa BRIN membuka akses penuh kepada Unhan RI untuk memanfaatkan platform riset, fasilitas laboratorium, skema pendanaan, mobilitas peneliti, kolaborasi global, dan jejaring diaspora ilmuwan Indonesia.
Dalam kegiatan ini juga dilaksanakan Paparan yang disampaikan oleh Kepala Organisasi Riset Kesehatan, Prof. Indi. Dalam pemaparannya menyoroti ancaman non-tradisional seperti pandemi, resistensi antimikroba, dan bioterorisme. Kolaborasi yang ditawarkan mencakup pengembangan vaksin TBC dan dengue, teknologi stem cell, obat herbal, dan pelatihan keamanan biologis. Prof. Indi menekankan pentingnya mendorong penyusunan Rancangan Undang-Undang Keamanan Biologis Nasional sebagai landasan hukum utama menghadapi ancaman senjata biologis.
Sementara Kepala Organisasi Riset Hayati, Bapak Anang, memaparkan kekayaan biodiversitas Indonesia yang mencapai 120 ribu jenis dengan 101 ribu di antaranya belum terdeskripsi, serta tiga platform riset unggulan yang terbuka untuk Unhan RI, yaitu eksplorasi spesies baru dan pelatihan taksonomi, riset biologi struktural dengan fasilitas Cryo-EM canggih, dan riset pisang unggul untuk ketahanan pangan. Kerja sama yang telah berjalan dengan Fakultas Farmasi Militer Unhan RI menjadi bukti potensi kolaborasi yang siap diperluas.
Dari sisi infrastruktur riset, perwakilan Deputi Infrastruktur Riset dan Inovasi, Ibu Diani, menjelaskan kesiapan Laboratorium Biosekuriti Level-3 (BSL-3) di Cibinong untuk penelitian patogen strategis, fasilitas produksi vaksin, laboratorium sekuesn mikroba, dan infrastruktur riset energi, manufaktur, elektronik, serta informatika. Deputi Infrastruktur Riset dan Inovasi memastikan BRIN siap membuka akses open platform sehingga riset dapat langsung berjalan tanpa harus membangun fasilitas baru.
Selain Pemaparan juga dilaksanakan diskusi antara kedua pihak yang menghasilkan sejumlah kesepakatan penting, antara lain :
1. Pembaruan dan perluasan Memorandum of Understanding (MoU) Unhan RI–BRIN yang telah kedaluwarsa.
2. Penetapan RUU Keamanan Biologis Nasional sebagai proyek unggulan bersama.
3. Pemanfaatan fasilitas riset strategis BRIN oleh Unhan RI.
4. Pelaksanaan riset kolaboratif di bidang pertahanan, kesehatan, dan biodiversitas.
5. Penyusunan agenda hilirisasi inovasi pertahanan agar hasil riset dapat diimplementasikan secara nyata.
(Humas Unhan RI).
Peliput: Agus/Irfan/Dwiki.
Reporter: Agus.
Editor: M. Taher