Cimahi — Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Letnan Jenderal TNI (Purn.) Dr. Sjafrie Sjamsoeddin, M.B.A., diwakili Rektor Universitas Pertahanan Republik Indonesia (Unhan RI), Letnan Jenderal TNI (Purn.) Dr. Anton Nugroho, M.M.D.S., M.A., memimpin secara langsung Upacara Penutupan Pendidikan Dasar Militer, Pelatihan Manajerial, dan Penetapan Komponen Cadangan Program Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) Batch III Tahun 2025. Upacara ini menjadi puncak dari seluruh rangkaian program strategis pertahanan negara berbasis rakyat, dalam kerangka pembangunan Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta (SISHANKAMRATA).Kegiatan berlangsung di Markas Brigif 15/Kujang II, Kodam III/Siliwangi, Cimahi, Jawa Barat, Sabtu (12/7).
Rangkaian kegiatan diawali dengan laporan Komandan Upacara kepada Inspektur Upacara dan dilanjutkan dengan pemeriksaan kesiapan pasukan. Selanjutnya, Mayor Jenderal TNI Dr. Rahmat Setiawibawa, S.I.P., M.M., M.Tr (Han) selaku Kepala Bidang Pendidikan dan Pelatihan (Kabidiklat) SPPI Batch III, menyampaikan laporan resmi pelaksanaan kegiatan. Beliau menjelaskan bahwa program SPPI Batch III dilandasi oleh Nota Kesepakatan antara Badan Gizi Nasional (BGN) dan Unhan RI, Surat Keputusan Menteri Pertahanan RI, dan Surat Perintah Rektor Unhan. Diksarmil berlangsung dari 14 April hingga 11 Juni 2025 dengan total 280 jam pelajaran, dan pelatihan manajerial dari 12 Juni hingga 12 Juli 2025 dengan total 299 jam pelajaran. Program ini diikuti oleh 30.018 peserta yang tersebar di 57 satuan pendidikan di seluruh Indonesia, melibatkan institusi pendidikan TNI, POLRI, Unhan RI, serta berbagai kementerian, lembaga dan universitas nasional.
Setelah laporan kegiatan, prosesi dilanjutkan dengan penanggalan tanda peserta latihan dan penyerahan sertifikat: Pendidikan Dasar Militer, Pelatihan Manajerial, serta Sertifikat Kompetensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Momentum puncak kemudian ditandai dengan pernyataan resmi dari Inspektur Upacara:
“Dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahim, pada hari ini, Sabtu, 12 Juli 2025, pukul 08.20 WIB, Pendidikan Dasar Kemiliteran dan Pelatihan Manajerial SPPI Batch III Tahun 2025 saya nyatakan ditutup. Selanjutnya, peserta SPPI Batch III secara resmi saya nyatakan sebagai bagian dari Komponen Cadangan yang dibentuk pada tahun 2025.”
Melengkapi pernyataan tersebut, secara administratif dan legal formal, Direktur Jenderal Potensi Pertahanan (Dirjen Pothan) Kemhan RI, Laksamana Muda TNI, Dr. Sri Yanto, S.T., M.Si (Han)., atas nama Menteri Pertahanan RI, menetapkan seluruh peserta SPPI Batch III sebagai personel Komponen Cadangan (Komcad) Matra Darat Tahun Anggaran 2025. Penetapan ini dilaksanakan berdasarkan hasil verifikasi, pelatihan, dan kelulusan seluruh tahapan yang ditetapkan dalam ketentuan pengelolaan sumber daya nasional untuk pertahanan negara. Dengan penetapan ini, peserta secara sah menjadi bagian dari kekuatan cadangan yang dapat digerakkan untuk memperkuat pertahanan negara dalam kondisi darurat atau bila negara membutuhkan.
Simbolisasi kehormatan tersebut ditandai dengan penyerahan Tunggul Batalyon Komponen Cadangan dari Inspektur Upacara kepada perwakilan peserta SPPI, yang melambangkan kesiapan dan dedikasi mereka sebagai bagian dari komponen pertahanan negara yang strategis.
Menhan RI dalam amanat tertulisnya yang dibacakan oleh Rektor Universitas Pertahanan Republik Indonesia (Unhan RI), Letnan Jenderal TNI (Purn.) Dr. Anton Nugroho, M.M.D.S., M.A., menegaskan bahwa Penutupan Pendidikan Dasar Kemiliteran dan Pelatihan Manajerial bagi peserta Program Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) Angkatan III Tahun 2025 merupakan tonggak penting dalam upaya penguatan pertahanan negara melalui pembinaan Komponen Cadangan. Melalui upacara resmi pada Sabtu, 12 Juli 2025, seluruh peserta SPPI dinyatakan telah menyelesaikan tahapan pendidikan dan pelatihan secara tuntas, serta ditetapkan sebagai bagian dari Komponen Cadangan (Komcad) Tahun Anggaran 2025, yang siap mendukung kekuatan utama pertahanan negara dalam kondisi darurat atau jika diperlukan.
Program SPPI digambarkan sebagai program strategis nasional yang dirancang bukan sekadar untuk pembinaan teknis militer, melainkan sebagai kebijakan prioritas yang merupakan mandat langsung Presiden Republik Indonesia dalam konteks reformasi kelembagaan pertahanan. Implementasi program ini merupakan hasil kolaborasi antara Kementerian Pertahanan, Unhan RI, serta institusi pendidikan TNI dan lembaga pemerintah lintas sektor. Selama periode 14 April hingga 12 Juli 2025, sebanyak 30.018 peserta telah mengikuti pendidikan dasar militer dan pelatihan manajerial secara terintegrasi di 57 satuan pendidikan. Kurikulum yang disusun mencakup pembentukan karakter bela negara, penguatan kepemimpinan lapangan, hingga keterampilan manajerial yang relevan dengan kebutuhan pertahanan masa kini dan masa depan.
Penegasan diberikan bahwa Komponen Cadangan SPPI memiliki peran strategis dalam memperkuat sistem pertahanan nasional yang adaptif terhadap spektrum ancaman multidimensi, baik dari aspek militer konvensional maupun non-konvensional. Lulusan SPPI dipersiapkan untuk menjadi sumber daya manusia pertahanan yang unggul tidak hanya dari sisi kemampuan fisik, namun juga menguasai aspek teknologi, kepemimpinan, dan strategi manajerial. Komcad dari unsur SPPI diproyeksikan sebagai mitra sinergis bagi Komponen Utama TNI, serta sebagai elemen pendukung dalam skenario pertahanan terdesentralisasi yang menuntut kecepatan respons dan ketangguhan individu serta kolektif.
Apresiasi dan penghargaan tinggi disampaikan kepada seluruh peserta atas semangat, dedikasi, dan kedisiplinan selama mengikuti program. Ucapan terima kasih juga diberikan kepada para pelatih, instruktur, tenaga pendidik, serta institusi penyelenggara dari unsur TNI AD, TNI AL, TNI AU, POLRI, dan Unhan RI yang telah memberikan kontribusi besar dalam keberhasilan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan. Menteri Pertahanan berharap agar seluruh pengalaman, pembinaan, dan nilai-nilai kebangsaan yang diperoleh selama proses ini dapat diinternalisasi sebagai modal pengabdian di tengah masyarakat dan dalam konteks pertahanan negara.
Penutupan SPPI Batch III bukan merupakan akhir dari perjalanan, melainkan permulaan dari pengabdian yang lebih luas sebagai bagian dari Komponen Cadangan. Kementerian Pertahanan melalui program ini menegaskan komitmen berkelanjutan untuk membangun postur pertahanan yang kuat, modern, dan berbasis pada kekuatan rakyat terlatih, demi mewujudkan Indonesia yang tangguh, berdaulat, dan berdaya gentar tinggi dalam menghadapi setiap potensi ancaman terhadap kedaulatan negara.
Upacara ditutup dengan penghormatan pasukan dan dilanjutkan dengan penampilan demonstrasi keterampilan oleh lulusan Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia, meliputi keterampilan bongkar pasang senjata, kolonel senapan, Halang Rintang, Tatik pertempuran dan operasi pembebasan Sandra.
Upacara ini turut dimeriahkan oleh penampilan Drum Band Canka Praditya Wiratama Kadet Mahasiswa Unhan RI, dibawahnya asuhan Komandan Resimen Kadet Mahasiswa Unhan RI, Kolonel Mar Sugiharto, S.H., M.H., defile kendaraan Maung, Ranput Anoa, Serta kendaraan motor antik.
Seluruh rangkaian Upacara Penutupan Pendidikan Dasar Militer, Pelatihan Manajerial, dan Penetapan Komponen Cadangan Program Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) Batch III Tahun 2025, ditutup dengan kegiatan kirab mengelilingi Kota Cimahi.
(Humas Unhan RI).