Bogor – Rektor Universitas Pertahanan Republik Indonesia (Unhan RI), Letnan Jenderal TNI (Purn.) Jonni Mahroza, S.I.P., M.A., M.Sc., Ph.D., didampingi Komandan Komando Latihan VII SPPI, Marsekal Pertama TNI Dr. Drs. Yulianto Hadi, M.M., melaksanakan kunjungan peninjauan terhadap pelaksanaan Pendidikan Dasar Militer (Diksarmil) Program Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) Batch-3 Tahun Akademik 2025, yang berlangsung di lingkungan Kolat VII, Lanud Adi Soemarmo, Karanganyar, Jawa Tengah. Kegiatan ini disambut oleh Danlanud Adi Soemarmo, Marsekal Pertama TNI Bambang Juniar Djatmiko, S.Sos., M.M., bersama Komandan Satuan Pendidikan VII-C, Kolonel Pas Ahmad Sunawar S. Qodri, M.Han., pada Minggu (11/5).
Kunjungan Rektor Unhan RI ke Satuan Pendidikan VII-C diawali dengan penampilan defile siswa SPPI Batch-3 yang memperagakan formasi baris-berbaris secara disiplin dan teratur. Defile ini bukan semata seremoni penyambutan, tetapi mencerminkan hasil konkret dari pembentukan karakter dasar militer, yang berfungsi sebagai landasan utama dalam pendidikan bela negara. Melalui praktik baris-berbaris, peserta didik dilatih untuk membentuk sikap disiplin, kekompakan, ketepatan waktu, serta kepatuhan terhadap komando. Kegiatan ini juga melatih konsentrasi, koordinasi fisik dan mental secara terpadu, serta menanamkan rasa tanggung jawab kolektif. Dengan demikian, defile menjadi simbol transisi karakter dari sipil menuju insan pertahanan yang tangguh dan berwawasan kebangsaan.
Dalam arahannya, Rektor Unhan RI menjelaskan bahwa SPPI merupakan program strategis nasional yang dirancang untuk mencetak generasi muda sebagai aktor pembangunan berwawasan kebangsaan. Proses rekrutmen dilakukan secara terbuka, profesional, dan akuntabel di tingkat nasional, terbukti dari antusiasme lebih dari 30.000 pendaftar dalam waktu singkat. Mekanisme seleksi dilaksanakan secara cepat dan transparan untuk menjaring calon terbaik.
Rektor Unhan RI juga menekankan bahwa pelaksanaan Diksarmil SPPI menjadi tahap krusial dalam membentuk karakter dasar bela negara, kepemimpinan, kedisiplinan, dan soliditas jiwa korsa. Pembentukan karakter melalui pendekatan militer ini ditujukan untuk melahirkan sumber daya manusia yang tangguh dan adaptif dalam menghadapi tantangan pembangunan nasional. Nilai-nilai luhur Pancasila dan semangat Undang-Undang Dasar 1945 menjadi pilar ideologis utama dalam setiap aspek pelatihan.
Lebih lanjut, Rektor Unhan RI menyampaikan bahwa program SPPI tidak berhenti pada pelatihan dasar militer. Seluruh peserta akan melanjutkan ke tahapan pendidikan manajerial yang berorientasi pada peningkatan kapasitas kepemimpinan dan kemampuan administratif. Pendekatan ini mengintegrasikan prinsip pertahanan negara ke dalam pembangunan sipil, menciptakan model kolaboratif yang sinergis antara militer dan masyarakat.
Mengakhiri arahannya, Rektor Unhan RI juga menegaskan pentingnya kesiapan fisik, ketahanan jasmani, dan kekuatan mental sebagai elemen integral dalam kurikulum pelatihan. Ketiga aspek tersebut menjadi fondasi dalam membangun daya saing nasional berbasis ketahanan individu, sebagai komponen utama sistem pertahanan semesta.
Pada sesi peninjauan, Rektor Unhan RI meninjau berbagai fasilitas pendidikan di lingkungan Satdik VII-C, mencakup barak siswa, ruang kelas dengan fasilitas digital interaktif, pos kesehatan, sarana olahraga, dapur lapangan, dan perangkat logistik lainnya. Seluruh sarana tersebut dirancang untuk mendukung pembentukan kedisiplinan, ketahanan fisik, serta penguatan integritas dan kemampuan adaptif peserta didik secara menyeluruh.
Kegiatan peninjauan ini mencerminkan sinergi strategis antara Unhan RI sebagai institusi pendidikan tinggi pertahanan, TNI, Polri, serta kementerian dan lembaga terkait lainnya dalam membangun ekosistem pendidikan pertahanan yang profesional, humanistik, dan progresif. Melalui pendekatan kolaboratif lintas sektor ini, Program SPPI diharapkan menjadi fondasi kokoh bagi lahirnya kader penggerak pembangunan nasional yang berkarakter, disiplin, dan berjiwa bela negara.
(Humas Unhan RI)