Jakarta – Rektor Universitas Pertahanan Republik Indonesia (Unhan RI) Letnan Jenderal TNI (Purn.) Dr. Anton Nugroho, M.M.D.S., M.A., didampingi Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Unhan RI, Ibu Yani Anton Nugroho, menghadiri acara peluncuran buku berjudul “Selangkah di Belakang Mbak Tutut”, di Balai Sudirman, Jakarta. Kehadiran Rektor Unhan RI pada acara ini merupakan bentuk apresiasi terhadap nilai-nilai kepemimpinan, keteladanan, dan pengabdian yang diabadikan dalam buku yang memotret perjalanan hidup Siti Hardijanti Hastuti Rukmana (Mbak Tutut), putri sulung Presiden Ke-2 Republik Indonesia, Jenderal Besar TNI (Purn.) Soeharto. Jum’at (15/8).
Acara ini dihadiri oleh tokoh-tokoh nasional dan pejabat tinggi negara yang mencerminkan jangkauan nasional dan internasional. Hadir Presiden Ke-6 Republik Indonesia, Jenderal TNI (Purn.) Prof. Dr. Susilo Bambang Yudhoyono, Wakil Presiden Ke-6 Republik Indonesia, Jenderal TNI (Purn.) Try Sutrisno, Jenderal TNI (Purn.) Wiranto, Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Hariyadi atau Ibu Titiek Soeharto, putri kedua Presiden Ke-2 RI, Jenderal Besar TNI (Purn.) Soeharto, Menteri Kebudayaan RI, Dr. H. Fadli Zon, S.S., M.Sc., Menteri Kelautan dan Perikanan dari Kabinet Kerja 2014-2019, Dr. (H.C.) Susi Pudjiastuti, para Menteri Kabinet era pemerintahan Presiden Soeharto, tokoh nasional lintas generasi, serta pimpinan organisasi masyarakat. Turut dihadiri pula oleh jajaran pimpinan kementerian dan lembaga, keluarga besar almarhum Jenderal Besar TNI (Purn.) Soeharto, sahabat dan rekan kerja Mbak Tutut seperti Ibu Jawahara Faiza, perwakilan pihak penerbit Granidia Pustaka Utama, L. Adiaksa Ekatama, tokoh dari Malaysia dan negara lain, serta perwakilan senior gerakan pemuda yang pernah terlibat dalam kegiatan “Kirab Pemuda” di bawah koordinasi Mbak Tutut sebagai Menteri Sosial.
Buku ini ditulis oleh Donna Sita Indria dan Danty Indriastuti Purnamasari, dengan kontribusi musisi Arastio Gutomo serta akademisi Prof. Tria S.P. Ismail Saleh. Disusun dari kesaksian tokoh nasional, sahabat, rekan kerja, dan keluarga, buku ini mengangkat peran Mbak Tutut dalam kegiatan sosial, pembinaan generasi muda, pengembangan seni budaya, serta kepemimpinan dalam proyek infrastruktur berskala nasional dan internasional.
Presiden Ke-6 RI, Jenderal TNI (Purn.) Prof. Dr. Susilo Bambang Yudhoyono, dalam testimoninya menggarisbawahi dedikasi Mbak Tutut dalam setiap amanah yang diembannya. “Saya tahu pasti, jika mendapatkan misi atau tugas, beliau selalu ingin memberikan yang terbaik.
Mbak Tutut adalah bagian dari solusi, I know for sure, she wanted to do her best serious, part of the solution” , seraya menekankan komitmen dan keteguhan hati yang menjadi ciri khas kepemimpinan beliau. Presiden Ke-6 RI, Jenderal TNI (Purn.) Prof. Dr. Susilo Bambang Yudhoyono, juga mengenang ketika dalam menyusun Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1998–2003, di mana Mbak Tutut berperan sebagai penengah yang baik dan selalu mencari jalan keluar dalam proses perumusan.
Perwakilan keluarga, Bapak Dendi Rukmana, menyampaikan bahwa buku ini lahir untuk merekam jejak pengabdian Mbak Tutut yang “teguh namun penuh empati, sering hadir dalam diam, bekerja dengan ketulusan hati, dan selalu memberi ruang bagi orang lain untuk berkembang”.
Sementara itu, sahabat semasa SMA, Ibu Jawahara Faiza, menggambarkan Mbak Tutut sebagai pribadi yang berani, kreatif, selalu mencari solusi, dan memastikan setiap proyek yang dikerjakan memiliki “nilai merah putih” sebagai komitmen pada kepentingan bangsa.
Publishing Director Granidia Pustaka Utama, L. Adiaksa Ekatama, menegaskan bahwa kisah dalam buku ini merefleksikan kerja keras, keberanian mengambil risiko, dan semangat memberi manfaat bagi bangsa. “Setiap langkah, sekecil apapun, dapat meninggalkan jejak yang berarti bagi bangsa dan negara”.
Selain peluncuran buku, acara ini juga menampilkan karya musik ciptaan Mbak Tutut yang sarat pesan cinta, persahabatan, dan kepahlawanan. Lagu-lagu tersebut lahir dari pengalaman hidup dan menjadi bagian dari warisan yang ingin beliau tinggalkan untuk generasi mendatang.
Pada kesempatan yang sama, Mbak Tutut menerima Sertifikat Pencatatan Ciptaan dari Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual sebagai bentuk pengakuan resmi atas karya musik yang diciptakannya.
Peluncuran buku Selangkah di Belakang Mbak Tutut menjadi bukan hanya perayaan karya tulis dan musik, tetapi juga penguatan semangat kebangsaan, sejalan dengan misi Unhan RI membentuk sumber daya pertahanan yang unggul, berkarakter, dan berwawasan kebangsaan.
(Humas Unhan RI)
Peliput: Agus
Reporter: Agus
Editor: M.Taher.