Jakarta – Rektor Universitas Pertahanan Republik Indonesia (Unhan RI), Letnan Jenderal TNI (Purn.) Jonni Mahroza, S.I.P., M.A., M.Sc., Ph.D., hadir secara daring sebagai pembicara pada 17th International Research Conference dengan tema “Unravelling the Paradigm Shift: Revolutions in the Era of AI,” yang diselenggarakan oleh Faculty of Defence and Strategic Studies, General Sir John Kotelawala Defence University, Ratmalana, Sri Lanka. Dalam sesi Plenary Session, Rektor Unhan RI memaparkan topik “The Utilization of Artificial Intelligence (AI) in Defense Environments”. Kamis (26/9).
Dalam pemaparannya, Rektor Unhan RI mengungkapkan transformasi yang dibawa oleh kecerdasan buatan (AI) terhadap lanskap pertahanan. AI telah terbukti meningkatkan kecepatan dan akurasi dalam pengambilan keputusan, sekaligus mengurangi risiko yang dihadapi oleh personel militer. Penerapan AI dalam analisis data intelijen, pengendalian drone, dan pengembangan sistem senjata otonom telah menjadikan operasi pertahanan lebih efisien. Misalnya, penggunaan jet tempur tanpa awak oleh Angkatan Udara AS menunjukkan bagaimana teknologi ini dapat meningkatkan keamanan misi serta meminimalkan potensi kerugian.
Lebih lanjut, Rektor Unhan RI menekankan pentingnya robotika di medan perang, yang dapat memperluas kapasitas tempur tanpa perlu menambah jumlah personel. Sistem robotik ini dirancang untuk melaksanakan tugas-tugas berbahaya yang berisiko tinggi bagi manusia, seperti menjinakkan ranjau dan mengisi bahan bakar. Selain itu, peran AI dalam pengumpulan data intelijen melalui drone canggih, seperti Global Hawk, memberikan kemampuan untuk melaksanakan misi pengawasan dan pengintaian secara mandiri, yang meningkatkan efektivitas operasional.
AI juga berpengaruh signifikan dalam metode pelatihan militer. Dengan mengintegrasikan teknologi AI bersama Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR), simulasi tempur yang dihasilkan menjadi lebih realistis. Hal ini pada gilirannya meningkatkan kesiapan dan kemampuan taktis angkatan bersenjata. Namun, perkembangan pesat ini juga menghadirkan tantangan serius terkait penggunaan yang etis dan bertanggung jawab, yang memerlukan regulasi untuk mencegah dampak negatif terhadap umat manusia.
Rektor Unhan RI juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, sektor industri, dan lembaga akademis. Kerja sama ini dianggap esensial untuk memaksimalkan potensi AI dalam meningkatkan keamanan nasional. Dengan langkah-langkah tersebut, masa depan pertahanan diharapkan semakin cerah, dengan inovasi dari AI menjadi kunci dalam menghadapi tantangan yang ada di era digital.
Kehadiran Rektor Unhan RI pada kegiatan 17th International Research Conference yang diselenggarakan oleh General Sir John Kotelawala Defence University (KDU) di Sri Lanka, mencerminkan komitmen Unhan RI untuk berperan aktif dalam diskusi global mengenai teknologi.
(Humas Unhan RI).