Tangerang — Rektor Universitas Pertahanan Republik Indonesia (Unhan RI), Letjen TNI (Purn.) Dr. Anton Nugroho, M.M.D.S., M.A., menegaskan bahwa energi nuklir adalah solusi strategis menuju kedaulatan energi nasional sekaligus bagian integral dari ketahanan bangsa. “Energi nuklir bersih, bebas emisi, stabil sebagai base load, serta kompetitif dari sisi riset. Nuklir bukan sekadar pilihan, melainkan kebutuhan strategis untuk menjamin keberlanjutan energi dan kedaulatan negara,” ujar Rektor Unhan RI. Penegasan ini disampaikan dalam Simposium Sains dan Teknologi Nuklir (SINTEN) 2025, yang digelar BRIN bersama HIMNI dan dibuka oleh Kepala BRIN, Dr. Laksana Tri Handoko, yang diwakili Kepala ORTN BRIN, Dr. Syaiful Bakhri. Kegiatan ini bertempat di Graha Widya Bhakti, Kawasan Sains dan Teknologi BJ Habibie, Serpong, Tangerang Selatan, Kamis (2/10).
Simposium menghadirkan narasumber kunci, yaitu:
1. Dr. Laksana Tri Handoko (Kepala BRIN): Rencana strategis riset dan inovasi nuklir.
2. Andriah Feby Misna, M.Sc (Kementerian ESDM): RUPTL PLN 2025–2034 dan ketahanan energi nasional.
3. Prof. Dr. Susilo Widodo, M.Eng (Ketua HIMNI): Peran HIMNI dalam ekosistem ketenaganukliran.
Pada pleno pertama, Rektor Unhan RI membawakan paparan “Peran Kampus dalam Menyediakan SDM Ketenaganukliran”. SDM unggul ditegaskan sebagai faktor penentu penguasaan teknologi nuklir. Unhan RI berkomitmen mencetak kader strategis melalui Program Studi Teknik Nuklir Pertahanan dengan kurikulum berstandar global, yang menjembatani kebutuhan energi sipil dan kepentingan pertahanan.
Unhan RI juga menyusun roadmap 20 tahun pengembangan SDM dan riset nuklir pertahanan:
1. 0–5 tahun: penguatan kurikulum, laboratorium, dan jejaring riset.
2. 5–10 tahun: pendirian Center of Excellence Nuklir Pertahanan dan Energi.
3. 10–20 tahun: kontribusi nyata dalam pembangunan PLTN dan kebijakan strategis nuklir pertahanan.
Sementara Kepala BRIN pada sesi pleno pertama ini dalam pemaparannya menekankan bahwa tantangan utama bukan hanya teknologi, tetapi sinergi lintas sektor. Pentingnya regulasi yang adaptif, perlindungan bagi peneliti, serta sinergi masyarakat, akademisi, asosiasi, dan dunia usaha menjadi bagian krusial dari strategi pengembangan nuklir nasional.
Simposium turut dihadiri oleh Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Militer, Unhan RI, Dr. Ir. Ence Darmo Jaya Supena, M.Si., Plt. Dekan Fakultas Teknik dan Teknologi Pertahanan (FTTP) Unhan RI, Marsekal Pertama TNI Dr. Ir. Sovian Aritonang, S.Si., M.Si., dan jajaran Dosen MIPAM dan FTTP Unhan RI. Selamat itu simposium ini juga diikuti lebih dari 350 peserta dengan 17 pembicara kunci, 30 penyaji sponsor, dan 14 sponsor strategis, termasuk PLN Indonesia Power, PT Kuala Lumpur Indonesia, PT Mahathat Engineering, dan Global Transport Indonesia.
Selain pleno, rangkaian acara juga mencakup:
1. Side event (1/10): kunjungan 29 instansi ke fasilitas nuklir.
2. Main event (2/10): penandatanganan PKS, penganugerahan apresiasi, dan diskusi paralel dengan empat tema utama yaitu Radioisotop dan Radiofarmaka, Teknologi Reaktor, keselamatan Radiasi dan Akselerator, dan Material dan Limbah Nuklir.
SINTEN 2025 ditutup dengan seruan membangun ekosistem riset nuklir yang kolaboratif dan visioner. Rektor Unhan RI menegaskan, “Bersama nuklir, Unhan RI siap mencetak SDM unggul dan strategis menuju kedaulatan energi, sebagai kontribusi nyata bagi pemerintah dan bangsa.”
(Humas Unhan RI).
Peliput: Agus/Irfan/Dwiki
Reporter: Agus
Editor: M. Taher