Jakarta – Rektor Universitas Pertahanan Republik Indonesia (Unhan RI), Letnan Jenderal TNI (Purn.) Dr. Anton Nugroho, M.M.D.S., M.A., yang diwakili oleh Wakil Rektor Bidang Kerja Sama, Kelembagaan, Inovasi, dan Teknologi, Mayor Jenderal TNI Helda Risman, M.Han., CIQaR., menerima kunjungan Delegasi National Defence College (NDC) India yang dipimpin Laksamana Muda Sandeep Singh Sandhu, NM, pada 4 Juni 2025. Kunjungan ini bertujuan memperkuat diplomasi pertahanan sekaligus memperluas jejaring kerja sama akademik antara Unhan RI dan NDC India.
Rangkaian kegiatan kunjungan dilanjutkan dengan kuliah bersama antara peserta didik NDC India dan mahasiswa pascasarjana Unhan RI dengan topik “Indonesia Perspective of Maritime Security,” yang disampaikan oleh Dosen Program Studi Keamanan Maritim, Fakultas Keamanan Nasional Unhan RI, Dr. Bayu Asih Yulianto, S.Hut., M.Si., bertempat di Ruang Kelas Eksekutif, Lantai 2, Kampus Pascasarjana Unhan RI, Jl. Salemba Raya No.14, Jakarta Pusat, Kamis (5/6).
Kegiatan dibuka oleh Mayor Jenderal TNI Helda Risman yang membacakan sambutan tertulis Rektor Unhan RI. Dalam sambutannya, Rektor Unhan RI menegaskan pentingnya kunjungan ini sebagai wujud penguatan kemitraan strategis antar institusi pendidikan pertahanan kedua negara. Kegiatan ini bukan hanya sebagai ajang pertukaran akademik, tetapi juga refleksi semangat kolaboratif yang berlandaskan nilai demokrasi, stabilitas kawasan, dan komitmen bersama terhadap keunggulan pendidikan pertahanan.
Rektor Unhan RI juga menyoroti reputasi NDC India sebagai institusi unggulan dalam pengembangan kebijakan strategis dan kepemimpinan militer, sehingga kehadiran delegasi ini menjadi peluang berharga bagi sivitas akademika Unhan RI dalam menghadapi dinamika tantangan keamanan global. Kerja sama internasional dinilai kunci dalam mendorong inovasi, riset bersama, pertukaran dosen dan mahasiswa, serta penyusunan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan strategis kawasan.
Dalam kuliah umum, Dr. Bayu menekankan bahwa keamanan maritim Indonesia menghadapi tantangan multidimensi, mulai dari ancaman tradisional seperti konflik geopolitik dan aktivitas ilegal di laut hingga ancaman ekologis yang kian kompleks. Sebagai negara kepulauan dengan garis pantai terpanjang keempat di dunia, Indonesia harus menghadapi sengketa wilayah, perompakan, penyelundupan manusia, serta kehadiran kendaraan laut nirawak yang tidak teridentifikasi.
Lebih lanjut, Dr. Bayu menegaskan pentingnya memasukkan isu-isu ekologi, seperti pencemaran laut, abrasi pantai, sampah plastik, dan limbah berbahaya dalam agenda keamanan maritim. Ia mendorong kerja sama internasional dalam pelatihan, operasi bersama, dan penguatan regulasi terkait penggunaan zat radioaktif di kawasan Indo-Pasifik. Menurutnya, keamanan maritim harus dimaknai sebagai upaya kolektif untuk menjamin perdamaian, kedaulatan, dan kesejahteraan bersama, bukan alat dominasi negara.
Sesi diskusi yang melibatkan Pasis NDC India dan mahasiswa pascasarjana Unhan RI berlangsung dengan antusiasme tinggi. Para peserta aktif berdialog dan berbagi perspektif terkait berbagai isu keamanan maritim serta tantangan kontemporer yang dihadapi. Kuliah umum ini menjadi wadah penting untuk memperkuat pemahaman lintas budaya dan memperdalam kolaborasi akademik dalam upaya menjaga stabilitas dan keamanan kawasan.
Kegiatan kuliah bersama ini diakhiri dengan penyerahan cinderamata oleh Mayor Jenderal TNI Helda Risman, M.Han., CIQaR., kepada ketua delegasi NDC India Laksamana Muda Sandeep Singh Sandhu, NM, dan pelaksanaan foto bersama.
(Humas Unhan RI).