Jakarta – Rektor Universitas Pertahanan Republik Indonesia (Unhan RI), Letnan Jenderal TNI Jonni Mahroza, Ph.D., dampingi langsung Duta Besar Selandia Baru untuk Indonesia, Mr. Kevin Burnett, ONZM, yang hadir bersama Atase Pertahanan Selandia Baru, Colonel G.J. Morris, BDefStud, MTrgDev, MA (Hons), dalam rangka memberikan kuliah umum kepada para mahasiswa Pascasarjana Unhan RI dengan tema “New Zealand’s Foreign Policy Outlook and Relationship with Indonesia 2023 – 2030. Kegiatan ini bertempat di Ruang Rapat lantai 8, Kampus Pascasarjana Unhan RI, Jl. Salemba Raya No. 14, Jakarta Pusat, Senin (1/4).
Kuliah umum ini turut dihadiri oleh Wakil Rektor Bidang Kerjasama, Kelembagaan, Inovasi, dan Teknologi Unhan RI, Mayor Jenderal TNI Dr. Ir. Susilo Adi Purwantoro, S.E., M.Eng.Sc., CIQnR., CIQaR., IPU., CIPA., ASEAN Eng., Kepala LPPN Unhan RI, Laksda TNI Dr. Wahyu Mujiono, S.H., M.H., Kepala Biro Akademik dan Kemahasiswaan Unhan RI Brigjen TNI Yudianto Putrajaya, S.E., M.M., Karo Perencanaan, Kerjasama, dan Hubungan Masyarakat Unhan RI, Brigjen TNI Basuki Darmawan S.Pd., M.Ed., Anjakdya Bid. Kerma Roren Kermas Kolonel Sus Dr. Samsul Bahari, M.Bus. dan Kepala Laboratorium Teknik Militer FSTP Unhan RI, Kolonel Laut (T) Aditya Kumara, S.T., M.Sc.
Dalam kuliah umum Duta Besar Selandia Baru Mr. Kevin Burnett, ONZM, menggambarkan secara rinci mengenai “New Zealand’s Foreign Policy Outlook and Relationship with Indonesia 2023 – 2030″. Dalam paparannya, Duta Besar Mr. Kevin Burnett, ONZM, menjelaskan bahwa kebijakan luar negeri Selandia Baru mencerminkan identitas, geografi, dan realitas negara tersebut. Identitas Selandia Baru sebagai negara bicultural dengan masyarakat multikultural yang menghargai demokrasi liberal, bersama dengan keterkaitannya dengan Australia, Pasifik, Antartika, Indo-Pasifik, samudra, dan rantai pasokan, serta kualitas kemitraan dan sistem berbasis aturan internasional, menjadi dasar dari kebijakan luar negeri negara tersebut.
Duta Besar juga menjelaskan prioritas kebijakan luar negeri Selandia Baru yang dikenal The strategic outlook: three “Big Shifts” (Pandangan strategis: Tiga “Perubahan Besar”) yaitu
1. Dari Aturan Ke Kekuatan (From Rules To Power): Terjadi pergeseran menuju dunia multipolar, yang ditandai oleh periode di mana aturan lebih diperdebatkan dan kekuatan relatif antara negara-negara memainkan peran lebih besar dalam membentuk urusan internasional¹.
2. Dari Ekonomi Ke Keamanan (From Economics To Security) : Terjadi perubahan di mana hubungan ekonomi dinilai ulang dengan mempertimbangkan persaingan militer yang meningkat dalam dunia yang lebih tersekuritisasi dan kurang stabil¹.
3. Dari Efektivitas Ke Ketangguhan (From Efficiency To Resilience ) : Terjadi perubahan dalam pendorong perilaku ekonomi, di mana model pertumbuhan neoliberal memberi jalan bagi bentuk baru pertumbuhan global berbasis pada membangun ketangguhan yang lebih besar dan mengatasi isu-isu sosial dan keberlanjutan yang mendesak.
Prioritas utama kebijakan luar negeri Selandia Baru mencakup investasi dalam hubungan dengan negara-negara mitra, fokus pada pertumbuhan ekonomi dan perdagangan, serta perhatian terhadap keamanan nasional dan regional.
Terkait dengan aspek pertahanan, Selandia Baru saat ini tengah melakukan Tinjauan Kebijakan Pertahanan untuk memastikan relevansi kebijakan, strategi, dan investasi kemampuan pertahanan yang direncanakan. Proses ini mencakup penilaian terhadap lingkungan strategis yang semakin dinamis dan dampak perubahan iklim, merumuskan kebijakan tingkat tinggi untuk meresponsnya, serta menetapkan prinsip desain kekuatan masa depan dan merinci investasi yang direncanakan dalam kemampuan pertahanan.
Asia Tenggara, dengan fokus pada hubungan dengan Indonesia, menjadi penting dalam kebijakan luar negeri Selandia Baru. Hubungan pertahanan bilateral antara kedua negara melibatkan latihan militer bersama seperti “Exercises Komodo” dan “Super Garuda Shield”, serta kerjasama regional melalui forum ADMM-Plus dan ARF.
Duta Besar Mr. Kevin Burnett, ONZM, pada akhir pemaparnya menekankan bahwa hubungan antara Selandia Baru dan Indonesia memiliki sejarah yang positif, dinamis, dan potensi masa depan yang menjanjikan.
Selain menerima materi pada kuliah umum ini, juga dilaksanakan sesi diskusi dan tanya jawab dimana para mahasiswa Unhan RI berkesempatan untuk berinteraksi langsung dengan Duta Besar Selandia Baru. Sesi diskusi ini memberikan kesempatan bagi para mahasiswa Unhan RI untuk mengajukan pertanyaan, menyampaikan pendapat, dan berbagi pandangan mereka tentang topik yang dibahas. Hal ini untuk memperkaya pengalaman belajar dan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang kebijakan luar negeri Selandia Baru dan hubungannya dengan Indonesia.
Seluruh rangkaian kegiatan kuliah umum ini diakhiri dengan penyerahan sertifikat penghargaan oleh Rektor Unhan RI kepada Duta Besar Selandia Baru, Mr. Kevin Burnett, ONZM, sebagai bentuk apresiasi atas kontribusinya dalam menginspirasi dan memperluas pengetahuan para mahasiswa Unhan RI, kegiatan ini ditutup dengan foto bersama.
(Humas Unhan RI)